ghea-glasses – Sekian lama tidak muncul admin mau membahas
tentang demokrasi nih. Dahulu kala kita mengenal pasangan dwi tunggal yaitu
presiden pertama dan wakil presiden pertama Indonesia, ya mereka
Soekarno-Hatta. Julukan dwi tunggal tentunya bukanlah isapan jempol belaka.
Bukan berarti kemana-mana mereka selalu berdua. Ya mungkin menurut sejarah
sering kali mereka berdua diasingkan besama atau dalam peristiwa yang sama.
Namun julukan itu sebenarnya bukan begitu.
Soekarno hatta mendapat julukan Dwi tunggal adalah karena
cara kerja mereka yang kompak. Bisa melakukan pekerjaan masing masing namun
tetep saling mendukung. Pembagian wilayah kerja agar mencapai hasil yang
memuaskan dilakukan mereka. Jadi karena adanya pembagian kerja yang tepat tidak
terjadi tumpang tindih pekerjaan atau saling melempar tanggung jawab. Hal ini
lah yang sangat patut dicontoh oleh pasangan pasangan presiden yang akan
datang. Atau mungkin pasangan kepala pemerintahan daerah.
Mungkin sangat banyak sekali dwi tunggal dwi tunggal baru.
Namun tidak ada yang sehebat Soekarno hatta. Contoh saja gubernur jawa timur
2013-2018 Soekarwo-Saiful yang selama 2 periode menjabat jawatimur. Namun
dampak mereka sebagai pejabat sangat kurang dirasakan oleh masyarakat Jawa
timur. Banyak juga Kepala Daerah yang pada pemilihan umum bertarung dengan
wakil kepala daerah. Padahal jelas-jelas mereka masih sedang menjabat sebagai
pasangan pemimpin pemerintahan. Tentunya hal ini akan merusak kinerja sisa masa
jabatan mereka.
Namun sepertinya angin baru mulai muncul sejak Jokowi ahok
menjabat sebagai gubernur dan Wakil gubernur Jakarta. Pak jokowi yang cenderung
turun ke lapangan alias ‘blusukan’ dan pak ahok yang menyelesaikan segala
masalah administrasi dan urusan kantor menjadi salah satu pembagian wilayah
kerja yang sangat baik. Hal ini dapat mempercepat perbaikan di lapangan di di
dalam instansi sendiri. Meski jarang ‘keluar’ bersama, mereka sangatlah kompak.
Saling mendukung apa yang mereka katakan dan koordinasi merekapun solid meski
berbeda partai politik.
Tentunya inilah yang dicari dari Indonesia baru. Bukanlah
hanya presiden yang hebat yang kita cari tapi Presiden dan wakil presiden yang
kompak yang dapat mempercepat pembangunan indonesia lah yang dibutuhkan.
Glasses29.blogspot.com